Jumat, 24 Juni 2011

Neraca Lajur

Neraca lajur pada perusahaan dagang terdiri dari lajur : No, Nama Akun, Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Disesuaikan, Laba-Rugi, dan Neraca.


Langkah-langkah penyusunan neraca lajur adalah sebagai berikut.
•Mengisi kolom neraca saldo berdasarkan saldo terakhir di akun-akun buku besar atau neraca saldo PD Kondang Jaya.
•Mengisi kolom penyesuaian berdasarkan jurnal penyesuaian, apabila nama akun yang harus disesuaikan belum ada di neraca saldo, buatlah akun-akun baru dan tuliskan di bawah akun-akun yang sudah ada.
•Mengisi kolom neraca saldo setelah disesuaikan adalah dengan membuat selisih antara neraca saldo dan jurnal penyesuaian, jika saldonya berlawanan (debet-kredit) atau menjumlahkan antara neraca saldo dan penyesuaian jika saldonya sama (debet-debet).
•Memindahkan jumlah saldo pada akun-akun di neraca saldo setelah disesuaikan ke kolom laba rugi untuk akun-akun nominal.
•Memindahkan jumlah saldo pada akun-akun di neraca saldo setelah disesuaikan ke kolom neraca untuk akun-akun riil.
•Menjumlahkan angka-angka pada kolom laba-rugi, kemudian menuliskan selisih antara debet (beban) dan kredit (pendapatan) di sisi jumlah yang lebih kecil, sehingga jumlah debet dan kredit menjadi seimbang.
•Jika jumlah debet lebih besar daripada jumlah kredit (pada kolom laba-rugi) selisihnya ditulis di kredit dengan nama rugi bersih, karena jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah beban.
•Jika jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debet (pada kolom laba-rugi) selisihnya ditulis didebit dengan nama laba bersih, karena jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban.
•Memindahkan laba bersih atau rugi bersih ke kolom neraca pada sisi yang berlawanan.
•Menjumlahkan kolom neraca sehingga jumlah debet dan kredit menjadi seimbang. Kemudian seluruh hasil penjumlahan yang ada di neraca lajur diberi tanda garis dua.

Pencatatan Buku Jurnal

Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.

Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut :
  1. Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi
  2. Nama perkiraan.
  3. Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
  4. Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
  1. Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
  2. Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
  3. Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
  4. Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
  5. Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk menjurnal transaksi yang terjadi pada sebuah Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi Makmur, yaitu menginvestasikan Rp. 50.000.000,- tunai kedalam usaha adalah sebagai berikut :
Langkah 1.
Dokumen sumbernya adalah slip deposito bank dan cek milik Yudi Makmur sebesar Rp.50.000.000,- yang diambil dari rekening pribadinya di bank.

Langkah 2.
Perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut adalah Kas dan Modal Yudi Makmur. Kas adalah perkiraan aktiva dan modal Yudi Makmur adalah perkiraan modal pemilik.

Langkah 3.
Kedua perkiraan tersebut mengalami penambahan sebesar Rp.50.000.000.- Karena itu Kas didebet: yaitu perkiraan aktiva mengalami penambahan dan modal Yudi Makmur dikredit yaitu: perkiraan modal pemilik yang mengalami penambahan.
Langkah 4.
Kas didebet untuk mencatat penambahan dalam perkiraan aktiva. Modal Yudi Makmur dikredit untuk mencatat penambahan dalam perkiraan modal pemilik.
Langkah 5.
Jurnalnya adalah:
Setiap ayat jurnal menunjukkan secara lengkap pengaruh investasi dari suatu transaksi awal dari Yudi usaha. Makmur, Jika dipelajari perkiraan kas menunjukkan suatu gambaran, yaitu debet sebesar Rp.50.000.000,-. Setiap transaksi mempunyai suatu kredit, dan dalam contoh sederhana ini hal itu diwakili oleh perkiraan modal.

JURNAL PENUTUP

Jurnal Penutup adalah Jjurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal. Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik.
Pada saat jurnal penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal.
Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
  1. Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
  2. Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.
  3. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.
  4. Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.
Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi Makmur menutup buku pada akhir Desember, maka jurnal penutupnya adalah:

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Siklus akuntansi akan berakhir dengan Neraca Saldo Setelah Penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat.
Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup

Retur Penjualan

Retur penjualan adalah pengembalian barang dari customer  karena hal tertentu, mungkin karena rusak dalam perjalanan atau pengiriman barang yang tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan customer dll.
Banyak akuntan menyelesaikan masalah retur ini dengan membatalkan atau menghapus atau merevisi Dokumen penjualan. Hal ini memang merupakan cara termudah namun ada informasi yang mungkin penting yang dihilangkan dengan cara tersebut. Pada laporan penjualan juga akan terlihat nomor urut yang hilang sehingga menimbulkan keragu2an bagi penerima laporan, sehingga timbul tidak percaya sehingga lemah dalam pengawasan. Manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengevaluasi kenapa barang tersebut dikembalikan oleh customer untuk menghindari atau meminimalkan hal serupa terjadi dimasa yang akan datang, karena bagaimanapun hal tersebut menyebabkan kerugian  bagi perusahaan dalam hal waktu, daya dan juga biaya. Ketiga hal tersebut adalah faktor penting yang terbuang sia-sia yang seharusnya perlu dicatat, diperiksa dan dievaluasi. Sekaligus juga menhindari peluang terjadinya perilaku tidak sehat dalam usaha anda.
Mencatat Retur penjualan
Dalam mencatat penerimaan retur sering terdapat persepsi yang berbeda karena sering dibandingkan dengan penjualan sehingga bila terjadi retur akan mengurangi penjualan maka akan dicatat mengurangi Pengeluaran hal ini sama hasilnya dengan menghapus, merevisi atau membatalkan dokumen penjualan termasuk pembatalan faktur pajak. Dalam persepsi lain kami memandang bahwa retur adalah unsur penerimaan yang akan menambah persediaan sejumlah barang retur yang diterima dan menjadi Bukti bagi bagian akuntansi untuk mendebet retur penjualan dan mengkredit piutang sehingga nilai penjualan dan piutang berkurang serta persediaan akan bertambah. Dengan persepsi ini Pengeluaran tidak sebanding dengan penjualan. Cara mana yang akan digunakan keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Bila dicatat mengurangi Pengeluaran maka akan terlihat Pengeluaran selalu sebanding dengan penjualan sedangkan bila dicatat sebagai penerimaan maka akan terlihat angka Pengeluaran lebih besar dari penjualan dan selisihnya adalah angka yang menunjukan pemborosan yang terjadi. Pemborosan tersebut adalah hal yang perlu mendapat perhatian. Bila anda tidak memerlukan ini maka anda dapat lakukan cara yang dilakukan pada persepsi yang pertama tanpa perlu menggunakan form Credit Note sebagai Bukti penerimaan barang retur.

Receivable

Masih belum lepas dari ingatan saya pertama kali berkunjung ke ruang akuntansi sebuah perusahaan. Betapa sibuknya mereka dalam mengolah data akuntansi dengan aplikasi yang bernama framework keluaran Borlan, ada yang baru beralih menggunakan Lotus 123 dan ada juga memilih Qpro. Mereka terdiri dari beberapa bagian dengan berkas yang menumpuk di meja masing2. Mereka didominasi oleh perempuan cantik tapi kelihatan sombong dengan sorot mata yang tajam. Bekerja di ruang AC  yang dingin menurut saya namun mereka tidak kelihatan kedinginan. Begitu sibuknya mereka sehingga seolah-olah kehadiran saya di tengah mereka tidak berarti apa2.
Saya berfikir mereka adalah perempuan2 yang hebat yang dibebani dengan tumpukan pekerjaan yang hasil pekerjaannya setiap saat ditunggu oleh pimpinan perusahaan.  Bekerja dengan komputer yang sa’at itu merupakan peralatan tergolong istimewa yang hanya dimiliki perusahaan besar dan hanya dapat dioperasikan oleh orang2 tertentu. Apalagi istilah asing yang digunakan dilingkungan kerja mereka bagi saya sangat terasa asing. Kalau kita Indonesiakan kira2 berarti akuntansi piutang. Mereka mencatat setiap Transaksi ke buku piutang dan membuat jurnal Transaksi, mereka memposting jurnal ke buku besar dan masih banyak lagi aturan tata buku yang harus mereka kuasai. Belum selesai sudah datang lagi berkas baru yang menyusul jadi antrian. Jadi kapan  selesainya?… Tentunya mereka adalah orang2 yang begitu penting  bagi perusahaan sehingga mereka mendapat perlakuan istimewa, dibanding karyawan bagian lainnya. Paling tidak salery-nya lebih besar. Sulit sekali  mengharapkan senyum terlempar dari bibir mereka.
Sekarang hampir semua pekerjaan mereka telah saya alihkan menjadi pekerjaan computer. Mereka tak perlu lagi mencatat piutang. Mereka tak perlu lagi menuliskan formula untuk menghitung dan menjumlahkan Transaksi Penjualan bahkan mereka tidak perlu lagi membuat jurnal dan memposting ke buku besar. Mereka hanya tinggal amati di layar computer untuk keperluan verifikasi data. Hanya satu Entry yang tersisa yaitu mencatat data memorial. Data yang mereka perlukan sudah tersedia dari bagian billing (Invoice) dan Kasir (Penerimaan Kas). Anda dapat dapat melihat rangkaian pekerjaan mereka yang sekarang telah diambil alih computer seperti gambar berikut:
Kini dengan mudahnya mereka untuk mencetak berbagai bentuk laporan yang diperlukan pimpinan perusahaan dan pihak yang membutuhkan.  Mereka juga masih dapat membuat laporan khusus karena sebagian besar laporan ditampilkan ke worksheet Excel. Mereka sekarang punya banyak waktu untuk bercanda dan mudah senyum. Sayang sekali senyum mereka tidak lagi saya butuhkan karena dulu dan sekarang itu sudah sangat berbeda.
Akuntansi susah?.. Itu dulu,…. sekarang nggak lagi!…
Apa yang menyebabkan mudah?…
Bila kita bekerja dengan akuntansi manual, banyak data yang harus dicatat secara berulang-ulang. Menghitung deretan angka yang begitu panjang mebuat jenuh dan itu tidak perlu dilakukan dalam sistem akuntansi komputer karena dalam sistem akuntansi komputer, komputer komputer dalam sebuah sistem dihubungkan oleh jaringan komunikasi data sehingga data yang dibutuhkan disuatu bagian dapat diperoleh dari data yang telah di entry di bagian lain.
Untuk lebih memahami kita review kembali apa yang perlu dicatat dalam  dalam mengelola akuntansi piutang.
  1. Setiap faktur mempunyai nomor dan tanggal, keduanya secara automatis disediakan oleh sistem. User tidak perlu melakukan perubahan.
  2. Sebelum pembuatan faktur telah dicatat secara lengkap order penjualan dan telah dibuat surat jalan, sehingga pada saat user memasukan nomor order penjualan sistem akan memperoleh semua data yang diperlukan meliputi data customer, item barang dan informasi lainnya. Hanya saja jumlah antara order, surat jalan dan yang harus ditagih tidak selalu sama karena hal tertentu. Untuk itu user harus memilih item barang yang mana dan berapa jumlahnya. Harga langsung diambil dari order penjualan dan tidak perlu dicatat ulang. Sesuai dengan pertauran pajak yang baru sistem akan mengganti tanggal dengan tanggal surat tanggal jalan.
  3. Setelah memilih seluruh item barang dan jumlahnya sistem akan menghitung sub total secara automatis. Tambahkan informasi lain misalnya kalau ada diskon, biaya tambahan. Selanjutnya kembali lagi komputer mengambil alih untuk mengitung PPn dan total serta mencatat Nomor, tanggal serta jumlah secara langsung ke buku piutang tanpa perlu intervensi user dengan nilai debet. Data2 untuk keperluan jurnal penjualan juga sekarang telah tersedia secara lengkap.
  4. Invoice dan kwitansi tinggal print-out.
Faktur Pajak.
Untuk membuat faktur pajak user tinggal membuka form faktur pajak.
  1. Dengan mengklik tombol new sistem akan menyediakan form elekronik faktur pajak yang baru dengan nomor terakhir + 1
  2. Dengan memasukan nomor Invoice komputer akan memperoleh semua data yang diperlukan untuk faktur pajak tanpa perlu intervensi dari user.
  3. Silah Print-out.
Mencatat penerimaan Kas
  1. Saat bagian penerimaan kas, menekan tombol new, sistem menyediakan form elektronik penerimaan kas yang barus dengan nomor terakhir + 1 serta tanggal.
  2. Pilih nama rekening kas yang tersedia pada combo box
  3. Pilih nama customer yang tersedia pada combo box. Pada saat nama customer di pilih sistem akan menampilkan datar piutang customer yang dipilih tersebut.
  4. Pilih transaksi mana yang dibayar. Setiap item yang dipilih akan dicatat pada buku piutang dengan nilai kredit. Transaksi yang telah dibayar segera dikeluarkan dari daftar piutang dan dipindahkan ke daftar pelunasan. Selanjutnya komputer menghitung total yang harus diterima. Bila anda memilih dari daftar piutang sistem secara automatis memberikan piutang dagang sebagai referensi.
  5. Masukan nilai pembayaran. Bila melebih jumlah yang harus dibayar. selisihnya akan dicatat pada kolom lainlain. Nilai ini adalah untuk memberitahu sistem agar di jurnal ke rekening lebih bayar.
Lihat lebih detail Mencatat Penerimaan Kas
Membuat memorial.
  1. Bila pembayaran dilakukan sebelum transaksi dilakukan, maka proses penerimaan kas tidak dapat mengkredit piutang maka dicatat sebagai pendapat diterima dimuka atau bila piutang yang tercatat pada daftar piutang tidak dibayar oleh pelanggan karena barangnya di retur maka piutang tersebut di kredit melalui form elektronik Memorial kredit.
  2. Bila Customer mebayar kurang dari jumlah tagihan yang tercatat dalam daftar piutang karena beberapa hal misalnya karena ada sebagian barang yang dikembalikan maka sisa tagihan yang masih tersisa pada daftar piutang, harus dibuat memorial untuk mengkredit sisa piutang tersebut.
Dari tiga form input elektronik, 2 diantaranya di entri oleh masing2 bagian terkait di luar bagian akuntansi, bagian akuntansi tinggal memverifikasi dan membuat memorial lalu menerbitkan bermacam2 laporan al laporan penjualan (total invoice, realisasi order penjualan, laporan penjualan per customer, laporan penjualan per sales) , laporan penerimaan kas, laporan piutang, laporan  analisa umur piutang, laporan analisa transaksi penjualan bahkan untuk membuat jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal memorial khususnya memorial kredit tinggal tinggal milih daftar menu.

Laporan Analisa Transaksi

Laporan analisa Transaksi adalah laporan yang didesign untuk menampilkan detail setiap transaksi yang terjadi pada periode tertentu, mulai dari Dokumen Bukti Transaksi , Order, Surat Jalan, Pajak, Pembayaran dan status Transaksi pada saat dilaporkan. Secara default ZULISoft menampilkan Transaksi pada 3 bulan terakhir. Option yang dapat dipilih adalah periode  dan Pelanggan sehingga user dapat menampilkan laporan analisa Transaksi untuk pelanggan tertentu pada periode tertentu.
Dengan perubahan peraturan perpajakan, kami masih tetap menggunakan invoice sebagai Bukti Transaksi dan bentuk formulir seperti semula dengan menggunakan tanggal surat Jalan sebagai tanggal Transaksi karena itu Tanggal Invoice dan tanggal faktur pajak akan selalu sama dan juga sama dengan tanggal surat Jalan. Bila pemenuhan order dilakukan secara bertahap maka tanggal yang digunakan adalah tanggal surat Jalan terakhir.
Ada dua macam analisa Transaksi yang kami sediakan yaitu Analisa Transaksi Penjualan dan Analisa Transaksi Pembelian
Analisa Transaksi Penjulan

Analisa Transaksi pembelian
Dari laporan analisa Transaksi user dapat melihat record setiap Transaksi secara detail sehingga dengan mudah dapat mengetahui status trasaksi apakah sudah lunas atu masih terhutang dan juga identifikasi Dokumen yang terkait dengan Transaksi tersebut.

Ayat Jurnal Penyesuaian

Ayat jurnal penyesuaian (Memorial) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan atau biaya dari suatu periode dengan periode yang lain.
Penyesuaian tidak berarti pembetulan dari kesalahan yang terjadi, karena setiap kesalah pada komputer akuntansi dapat langsung dilakukan pada record yang diketahui salah. Penyesuaian merupakan hal yang penting pada sistem periodical system yang dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan. Perpetual system sesungguhnya tetap membutuhkan penyesuaian hanya saja dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan, sehingga banyak yang mengatakan dalam perpetual system tidak dibutuhkan penyesuaian.
Hal-hal yang perlu mendapat penyesuaian
 pada akhir periode akuntansi adalah :
  • Persediaan barang dagang (inventory of merchandise)
  • Biaya dibayar di muka (Prepaid expenses)
  • Penghasilan diterima dimuka (accruals receivable)
  • Baya yang masih harus dibayar (Accruals payable)
  • Penyusutan aktiva tetap(depretion of fixes assets)
  • Taksiran piutang tak tertagih
Contoh:
Bila kita merima pesanan (Purchase Order) suatu barang dari customer, dengan menerima pembayaran dimuka sesuai aturan tertentu yang ditetapkan misalnya 50%. Cash yang kita terima tersebut adalah bagian dari hutang kita terhadap bayer sejumlah cash yang kita terima. Utang tersebut biasanya dibukukan pada rekening “Pendapatan diterima dimuka”. Pada saat barang yang dipesan sudah kita penuhi bagian piutang akan mencatat sejumlah total invoice padahal piutang seharusnya adalah sebesar 50% dan pedapatan diterima dimuka seharus menjadi 0 (Nol). Pada saat ini diperlukan jurnal memorial untuk menghapus pembayaran dimuka dengan mendebet hutang(pendapat diterima dikumka)  dan mengkredit piutang. Dalam kasus ini kami membuat memorial kredit yang secara automatis membuat ayat jurnal memorial yang mengkredit piutang dan mendebet penadapan diterima dimuka.
Dalam menangani Jurnal Penyesuaian Saya menggunakan 3 form elektronik :
  • Memorial Debet : Form untuk membuat memorial yang secara automatis akan mengupdate buku utang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Hutang Dagang dan mengktedit biaya dibayar dimuka.  (terhubung ke data supplier)
  • Memorial Kredit  :  Form untuk membuat memorial debet yag secara utomatis mengupdate buku piutang, membuat jurnal memorial yang akan mendebet Pendapatan diterima dimuka dan mengktedit Piutang Dagang. (terhubung ke data customer)
  • Serba serbi : Form ini tidak terhubung dengan buku transaksi contoh : penyesuaian persediaan.
Prosedure pembuatan ayat penyesuaian
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
memakai perkiraan harga pokok (cost of good sold)
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx  
      Persediaan barang dagang (awal)   Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx  
      Pembelian   Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan Rp.x.xxx  
      Ongkos angkut pembelian   Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang  (akhir) Rp.x.xxx  
      Harga pokok penjualan   Rp.x.xxx
Pembelian retur & potongan harga Rp.x.xxx  
      Harga pokok penjualan   Rp.x.xxx
Memakai perkiraan Ikhtisar Laba Rugi
Ikhtisar Laba Rugi Rp.x.xxx  
     Persediaan barang dagang awal   Rp.x.xxx
Persediaan Barang dagang akhir Rp.x.xxx  
     Ikhtisar Laba Rugi   Rp.x.xxx
PERSEDIAAN AKHIR
JIKA SALDO SEMENTARA <  STOCK OPNAME
Persediaan/barang dalam proses
Rp.x.xxx
 
Koreksi pemakaian bahan  
Rp.x.xxx
JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian bahan
Rp.x.xxx
 
Persediaan/barang dalam proses   
Rp.x.xxx

BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya dibayar di muka
Biaya …. Rp.x.xxx  
     …… dibayar di muka   Rp.x.xxx
 Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya
…… dibayar di muka Rp.x.xxx  
       Biaya ….   Rp.x.xxx

PENGHASILAN DITERIMA DIMUKA
Bila saat penerimaan dicatat sebagai utang
…….  Diterima dimuka Rp.x.xxx  
         Pendapatan …….   Rp.x.xxx
 bila saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan
Pendapatan ………….. Rp.x.xxx  
      Diterima dimuka   Rp.x.xxx
 Piutang penghasilan
Penghasilan ymh diterima Rp.x.xxx  
      Pendapatan   Rp.x.xxx

BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Biaya ….. Rp.x.xxx  
      …… biaya ymh dibayar   Rp.x.xxx

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Biaya penyusutan Rp.x.xxx  
      Akumulasi penyusutan   Rp.x.xxx
PIUTANG DIRAGUKAN (TIDAK SEHAT)
Lihat Kerugian Piutang

PEMBAGIAN LABA
A. PADA WAKTU DITETAPKAN
Debet - Sisa Laba Rugi
Rp.x.xxx
 
Kredit - Laba dibagi  
Rp.x.xxx
B. PADA WAKTU DIBAYAR
Debet - Laba dibagi
Rp.x.xxx
 
Kredit - Kas atau bank  
Rp.x.xxx

Transaksi, Bukti transaksi , Jurnal dan Posting

Traksaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur lingkungan dan mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus dibuatkan keterangan tertulis seperti  faktur atau nota penjualan atau kwitansi dan disebut dengan Bukti Transaksi. Dalam akuntansi suatu transaksi diukur dengan satuan mata uang. Oleh sebab itu transaksi-transaksi yang bernilai uang saja yang dicatat dalam akuntansi. Jadi yang dimaksud transaksi dalam akuntansi dalam arti yang spesifik yaitu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Karena hal tersebut yang disebut dokumen transaksi dalam akuntansi adalah dokumen transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Ini adalah satu perbedaan sistem informasi akuntansi dengan sistem informasi manajemen, dimana transaksi dalam sistem informasi manajemen adalah semua kejadian yang melibatkan unser lingkungan baik yang berpengaruh maupun tidak berpengaruh terhadap posisi keuangan.
Pada perusahaan besar yang transaksinya dalam jumlah besar terutama pada transaksi pembelian, perlu dilakukan pengawasan, pemeriksaan  baik terahadap kwantitas maupun kwalitas. Untuk setiap pembelian dibuatkan surat permintaan pembelian (Purchase Request) selanjutnya  Order pembelian (Purchase Order).  Sampai disini belum ada transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan dengan demikian dua dokumen tersebut tersebut adalah dokumen akuntansi yang tidak termasuk dalam bukti transaksi. Dokumen tersebut berfungsi hanya sebagai dikumen referensi. 
Dalam proses penerimaan  barang/jasa dibuatkan  “Surat Bukti Penerimaan” atau apapun nama nya sesuai dengan barang atau jasa yang diterima bisa juga “Berita Acara Penerimaan” yang memuat informasi tentang kwantitas dan kwalitas serta menunjukan identifikasi dokumen pengantar supplier dan identifikasi dokument pembelian. Surat bukti penerimaan menunjukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan, yaitu penambahan terhadap aset atau biaya. Surat bukti penerimaan ini adalah dokumen akuntansi yang tergolong bukti transaksi. 
Hal yang spesifik dalam membuat bukti transaksi adalah bahwa setiap membuat bukti transaksi dengan sistem komputer, pada saat itu data tersimpan dalam sistem komputer. Data yang tersimpan tersebut selanjutnya diolah oleh sistem komputer menjadi informasi yang berguna. Tidak demikian halnya dengan sistem akuntansi manual dimana data dicatat secara berulangkali dari bukti transaksi sehingga menimbulkan kesan bahwa akuntansi itu sulit dan membuat jenuh.
Jurnal adalah catatan secara sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi finansial dengan menyebutkan perkiraan yang akan didebet dan dikredit, jumlah dan keterangan ringkas. Jurnal merupakan catatan transaksi finansial yang pertama karena itu disebut juga sebagai catatan yang asli (book of original entry). Banyak ragu dengan pernyataan ini kenapa yang pertama, termasuk saya sendiri juga demikian. Selanjutnya saya menarik kesimpulan bahwa jurnal ini adalah sumber informasi untuk berbagai keperluan dalam proses akuntansi khususnya.
Jurnal mempunyai 3 fungsi  yaitu fungsi percatatan, fungsi historis dan fungsi analisis.
Terdapat Bermacam-macam Bentuk Jurnal yang dapat dipakai oleh perusahaan. Bentuk standar jurnal 2 kolom adalah bentuk yang umum digunakan digambarkan sbb:
Hal : 001
Tgl NomorBukti Keterangan Ref Debit Kredit
Jan 20 001 Kas 111 5.000.000,-  
       Modal 301   5.000.000,-
           
Posting adalah pemindahan dari buku jurnal ke buku besar. Pada system akuntansi komputer Buku Jurnal dan posting  posting dilakukan secara automatics oleh komputer (auto Posting). Walaupun tidak mutlak, seorang data entry sebaiknya menguasai proses posting yang dilakukan oleh komputer agar bila terjadi kegagalan akan mudah menelusuri kesalahan yang terjadi.
Metode mengerjakan Jurnal dan Posting
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat Jurnal jurnal dan posting. Cara berikut adalah salah satu teknik yang hanya dapat dilakukan dengan dukungan system komputer yang terintegrasi.
Posting dilakukan langsung dari file transaksi  ke rekening-rekening buku pembantu dan lansung diprint-out  ke buku besar. Bukti transaksi terlebih dahulu diproses/dientry ke system komputer sebelum diserahkan ke bagian akuntansi.
jurnal.jpg
System komputer  dapat menggantikan sebagian besar pekerjaan akuntansi sehingga personal  hanya  meng-entry/Mencatat data transaksi sekaligus mengasilkan bukti transaksi selanjutnya Jurnal, Laporan, posting ke buku besar dan buku pembantu sampai pembuatan neraca, neraca saldo, rugilaba,  perubahan modal serta analisanya dikerjakan oleh komputer.
Proses pencatatan data jurnal pada system akuntansi komputer juga bervariasi tergantung pada prosedure dan metode serta tingkat integrated system yang diterapkan oleh pembuat program aplikasi tersebut.  Banyak program aplikasi accounting siap pakai diperjual belikan  seperti program aplikasi akuntansi komputer yang dikenal secara luas di dunia akuntansi adalah Dac Easy Accounting, MYOB, MAS dll,  namun banyak perusahaan tidak dapat menggunakan program aplikasi tersebut karena beberapa hal, antara lain masalah standarisasi, tingkat kebutuhan perusahaan terhadap informassi yang berbeda dll. Dac Easy Accounting menggunakan standarisasi negara pembuatnya (Amerika). MAS adalah product local namun apa yang terdapat dalam aplikasi banyak tidak tidak dapat mengaplikasikannya karena berbagai alasan. Untuk itu banyak perusahaan membuat program aplikasi sendiri sesuai dengan system akuntansi yang diterapkan di perusahaannya.
Dengan program ini tugas  operator  hanya  mencatat transaksi yang terintegrasi dengan subs system lain,  selanjutnya komputer akan mengolahnya sampai kesasaran akhir laporan keuangan yaitu neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal serta analisanya.
Jurnal Khusus :   Pada perusahaan besar ternyata transaksi-transaksi yang sama terjadi berulangkali sehingga tidak efektif lagi bila dicatat setiap hari ke dalam jurnal umum. Untuk menghadapi hal tersebut, dilakukan penyesuaian bentuk Jurnal disesuaikan dengan kebutuhan. Pada jurnal khusus transaksi yang sama dalam perioda tertentu dapat dijurnal satu kali saja. Jurnal khusus memiliki kontrol intern  yang lebih baik karena transaksi telah dikelompokan, dan memungkinkan pembagian tugas sehingga terjadi spesialisasi pekerjaan.
Macam-macam jurnal umum dan jumlah kolom jurnal disesuaikan dengan kebutuhan namun umumnya jurnal umum terdiri dari
Jurnal Kas, dapat dibagi atas jurnal penerimaan kas untuk mencatat penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas untuk mencatat pengeluaran las
Jurnal Penjualan, untuk mencatat penjualan kredit. Penjualan tunai merupakan bagian dari jurnal Kas.
Jurnal Pembelian, untuk mencatat pembelian kredit, pembelian tunai merupakan bagian dari jurnal kas.
Jurnal Memorial (Jurnal Umum) untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dikelompokan pada jurnal-jurnal khusus di atas misalnya ayat penyesuaian, biaya/beban penyusutan, pendapat/biaya bunga,  pendapatan/kerugian kurs. Dll.
Neraca lajur dan ayat penutup
Neraca lajur tidak diperlukan Pada system akuntansi komputer, karena semua proses penyusunan laporan keuangan (Laporan Rugi laba, Neraca, Perubahan modal serta analisanya) dapat dilakukanh oleh komputer
Pada sistem akuntansi manual, untuk mempermudah menyusunan laporan keuangan dibuat tabel untuk mencatat, meyesuaikan, menggolongkan saldo perkiraan-perkiraan buku besar yang disebut Neraca lajur (work sheet).

PERSEDIAAN

Persediaan adalah barang yang dimiliki  untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH– PERSEDIAAN AKHIR
Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Pisik/Periodik (Periodik/Phisical Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan  dan Retur penjualan.
PERIODE AWAL
Perobahan persediaan   (Harga Pokok)
999,999.99
 
Persediaan
 
999,999.99
 
PEMBELIAN
Pembelian (Harga Pokok)
999,999.99
 
Ppn
999,999.99
 
Utang / Kas
 
999,999.99
  
PENJUALAN
Piutang/ Kas /Bank
999,999.99
 
Penjualan
 
999,999.99
Ppn
 
999,999.99

AKHIR PERIODE
Persediaan
999,999.99
 
Perubahan Persediaan (Harga Pokok)
 
999,999.99

Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname).
Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai  posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung  operasional. Laporan neraca  dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
2.     Metode Perpetual  (Continual Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik  untuk di print_out maupun secara visual.
A.       WAKTU PEMBELIAN
Persediaan
999,999.99
 
Ppn
999,999.99
 
Utang/Kas/Bank
 
999,999.99

B.       WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN)     
Persediaan barng dalam proses
999,999.99
 
Pesediaan bahan baku
 
999,999.99
  
C.      PENERIMAAN HASIL PRODUKSI
Persediaan barang Jadi
999,999.99
 
Persediaan Dalam Proses
 
999,999.99
PENJUALAN
1.       Harga Jual
Piutang/Kas/Bank
999,999.99
 
Penjualan
 
999,999.99
Ppn
 
999,999.99

2.       Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan
999,999.99
 
Persediaan Barang yang dijual
 
999,999.99

PENYESSUAIAN AKHIR
1.       JIKA SALDO SEMENTARA <  STOCK OPNAME
Koreksi persediaan/Barang dalam proses
999,999.99
 
Koreksi pemakaian bahan
 
999,999.99

2.       JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian Bahan
999,999.99
 
Persediaan/Barang dalam prosess
 
999,999.99

Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan  fisik dengan catatan buku.
Penilaian Persediaan
Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :
Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.
Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca)
Harga Pokok (Cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual.
Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain, namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos angkut sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.
Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut  persediaan  adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system akuntansi.  Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system  Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan
Subs system yang secara langsung berkaitan dengan persediaan adalah  Accounts Payable, Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat berhubungan secara langsung  dan dapat pula tidak.
Subs System Inventory, Purchase dan Invoice  biasa merupakan subs system khusus mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan sebagai dasar  pecatatan ke buku besar  buku jurnal.
Persediaan dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses menyusun jurnal transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya mencatat transaksi pada formulir elektronik yang disediaakan selanjutnya adalah tugasnya komputer.

Laporan Rugi Laba

Karena laporan rugi laba merupakan laporan akuntansi utama, maka laporan ini tidak asing lagi di setiap perusahaan. Banyak kesan bahwa menyusun laporan ini sulit, Pada hal sangat sederhana apalagi dikerjakan pada sistem akuntansi komputer, untuk menerbitkan laporan ini tinggal clik command button, komputer segera mengerjakannya. Gampangkan ? Sesungguhnya memang sederhana dan gampang sekali.  Timbulnya kesan rumit adalah karena laporan ini melibatkan semua transaksi yang jumlahnya relative banyak, mulai dari awal periode akuntansi sampai periode akhir. Jumlah yang banyak itulah yang sulit, namun dengan bantuan komputer semua itu jadi mudah dan cepat.
Untuk memahami laporan Rugi laba kita perhatikan konsep dasarnya yang sangat sederhana yaitu :
Untung = Jual – Beli
Sekarang kita kembangkan, Jual itu dalam suatu kegiatan usaha melibat unsur diskon, retur dll. Sedangkan unsur beli melibatkan unsur barang yang dijual sebagai biaya pokok. Disamping itu dalam melakukan usaha tersebut melibatkan kegiatan operasional yang menyebabkan timbul biaya operasional. Selain itu masih terdapat unsur lain yaitu unsur yang tidak terkait langsung dengan usaha pokok perusahaan kita sebut saja pendapatan/biaya diluar usaha atau biaya lain lain dan terakhir terdapat hubungan dengan kewajiban kepada pemerintah yaitu berupa pajak.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka dapat kita temukan susunan seperti berikut:
JUDUL DAN PERIODE    ——> STANDAR AKUNTANSI
1. PENDAPATAN/PENGHASILAN :
  • ……………………………………….. nnnnnnnn
  • ……………………………………….. nnnnnnnn +
JUMLAH PENGHASILAN                                        NNNNNNN    —-> JUAL
2. HARGA POKOK PERSEDIAAN:
  • ……………………………………….. nnnnnnnn
  • ……………………………………….. nnnnnnnn +
JUMLAH HARGA POKOK PERSEDIAAN               NNNNNNN -  ———>  BELI
PENGHASILAN                                                    NNNNNNN    ———->  UNTUNG
3. BIAYA OPERASI:
  • BIAYA PENJUALAN
    • …………………………….. nnnnnnnn
    • …………………………….. nnnnnnnn
JUMLAH BIAYA PENJUALAN                              NNNNNNN
  • BIAYA ADMINISTRASI & UMUM
    • …………………………….. nnnnnnnn
    • …………………………….. nnnnnnnn
JUMLAH BIAYA ADMINISTRASI                         NNNNNNN +
4. JUMLAH BIAYA OPERASI NNNNNNNN -
5. PENDAPATAN/BIAYA LAIN LAIN:
  • PENDAPATAN LAIN LAIN
    • …………………………….. nnnnnnnn
  • BIAYA LAIN-LAIN
    • …………………………….. nnnnnnnn
  • JUMLAH PENDAPATAN & BIAYA LAIN LAIN                  NNNNNNN
6. LABA SEBELUM PAJAK NNNNNNN
7. PAJAK PENGHASILAN NNNNNNN
LABA/RUGI BERSIH                                                                 NNNNNNN
(mohon ma’af masih perlu dirapikan)
Selanjutnya berdasarkan kebutuhan, rugi laba perlu dibandingkan dengan rugi laba periode tertentu misal periode yang sama pada masa akuntansi tahun lalu atau dengan periode akhir tahun lalu, sehingga laporan laba rugi dapat menampikan perkembangan usaha.
Dari cara menghitung terdapat dua bentuk laporan rugi laba yaitu metode periodical dan perpetual inventoy dimana metote periodical inventory sudah jarang digunakan karena dengan bantuan komputer menggunakan metode perpertual inventory, laporan rugi laba dapat divisual kapan saja diperlukan.
Perbedaan laporan Rugi laba perusahaan jasa, dagang dan industri hanya terdapat perbedaan pada rekening-rekening rugi laba yang terdapat pada masing-masing perusahaan tersebut misalnya :
  • Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, sehingga dalam laporan rugilaba tidak terdapat komponen harga pokok persediaan
  • Perbedaan nama rekening misalnya nama rekening penghasilan pada perusahaan dagang “Penghasilan Penjualan “  sedangkan pada perusahaan jasa adalah “Penghasilan Jasa”
  • dll.
Untuk melakukan hal tersebut, sulit hanya semata-mata karena melibatkan banyak data namun dengan bantuan aplikasi komputer laporan rugi laba dapat dihasilkan dalam hitungan detik, sehingga dapat dilihat kapan saja dibutuhkan.
Menyusun Rekening Rugi Laba
PENDAPATAN/PENGHASILAN : Yaitu pendapat/penghasilan dari usaha pokok perusahaan. Pada persusahaan dagang adalah penghasilan dari penjualan barang dagang yang selanjutnya disebut penjualan. Elemen lain yang mempengaruhi penjualan adalah potongan penjualan dan retur penjualan. Mungkin ada komisi yang langsu berkaitan dengan penjualan ditempatkan di bagian ini.
Penjualan
99,999,999.00
PotonganPenjualan
99,999,999.00
Retur Penjualan
99,999,999.00
+
PENJUALAN BERSIH
99,999,999.00
Perlu tidaknya rekening penjualan ke rekening yang lebih spesifik sepenuhnya adalah kebijakan pimpinan perusahaan. Saya pernah melakukanya atas permintaan manajemen perusahaan clien saya dimana setia item barang memiliki rekening sendiri. Total rekening Neraca dan Rugi laba menjadi 750 item. Informasi yang diperileh sangat terinci namun disisi lain menuntut user untuk bekerja lebih teliti dan punya tinggkat kesulitan ngat tinggi. Tip dari saya sebaiknya kalau memang ingin di detail cukup dengan membuat berdasarkan kelompok-kelompok barang saja.
HARGA POKOK PERSEDIAAN : Adalah semua biaya yang diperlukan untuk memperoleh persediaan sampai persediaan tersebut dapat dijual, namun umumnya hanya elemen yang terkait secara langsung saja yang dikelompokan sebagai harga pokok persediaan. Elemen yang mempengaruhi nilai harga pokok peresediaan adalah potongan pembelian dan retur pembelian.
Pembelian
99,999,999.00
Biaya Transport
99,999,999.00
Potongan Pembelian
99,999,999.00
Retur Pembelian
99,999,999.00
+
HARGA POKOK PERSEDIAAN
99,999,999.00
JUMLAH PENDAPATAN/PENGHASILAN
9,999,999,999.00
BIAYA OPERASIONAL : Adalah semua biaya yang diperlukan dalam usaha pokok perusahaan, selain Harga pokok persediaan meliputi biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Umumnya biaya-2 tersebut sekelompokan sbb:
BIAYA PENJUALAN : Adalah biaya yang digunakan, untuk menjual barang dagang termasuk di dalamnya biaya yang digunakan untuk menagih hasil penjualan.
Biaya Gaji  & Uang Transport Marketing
99,999,999.00
Biaya Iklan
99,999,999.00
Biaya Transport
99,999,999.00
Biaya Penagihan ( Kolektor )
99,999,999.00
+
TOTAL BIAYA PENJUALAN
99,999,999.00
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI : Adalah kelompok biaya yang tidak berbanding lurus B16dengan hasil usaha. Namun besar anggaran yang ditetapkan untuk masing-masing element biaya, menentukan efektifitas kinerja perusahaan sehingga masing-masing elemen biaya umum dan administrasi  perlu dikontrol agar selalu terjadi sinkronisasi dengan aktivitas perusahaan.
Biaya Listrik
99,999,999.00
Biaya Telepon
99,999,999.00
Biaya Gas dan Air
99,999,999.00
Biaya Alat Tulis &   Kantor
99,999,999.00
Biaya Legal & Perizinan
99,999,999.00
Biaya Gaji Dan Tunjangan
99,999,999.00
Biaya Pengembangan SDM
99,999,999.00
Biaya Perjalanan Dinas
99,999,999.00
Biaya Perawatan & Perbaikan
99,999,999.00
Biaya Penyusutan Aktiva
99,999,999.00
Biaya Umum Lainnya
99,999,999.00
+
TOTAL BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
99,999,999.00
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
99,999,999.00
LABA USAHA
99,999,999.00
PENDAPATAN LAIN : Adalah pendapatan/penghsilan yang diperoleh dari aktivitas diluar usaha pokok perusahaan
Pendapatan Ongkos Angkut
99,999,999.00
Pendapatan Ongkos Potong
99,999,999.00
Pendapatan Bunga Jasa Giro
99,999,999.00
TOTAL PENDAPATAN LAIN
99,999,999.00
BIAYA LAIN-LAIN
Biaya Lain – lain
99,999,999.00
Biaya Bunga Bank
99,999,999.00
Penghapusan Piutang
99,999,999.00
Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap
99,999,999.00
+
TOTAL BIAYA LAIN-LAIN
99,999,999.00
POS LUAR BIASA
Peghasilan/Biaya/kerugian dari peristiwa/ kejadian luar biasa (Yang jarang terjadi)
99,999,999.00
+
TOTAL POS LUAR BIASA
99,999,999.00
LABA SEBELUM PAJAK
99,999,999.00